Selasa, 06 Desember 2011

PSIR Uji Coba Lawan Madiun Putra FC

Rembang-PSIR dijadwalkan melakukan ujicoba terakhir menjamu Madiun Putra FC, Selasa 6 Desember di Stadion Krida Rembang. Latih tanding sekaligus akan dimanfaatkan tim pelatih untuk mengevaluasi beberapa pemain asing yang datang melamar.
Direktur Administrasi PT Bina Putra Aallam Persada (BPAP) Charis Kurniawan menjelaskan, latih tanding melawan kesebelasan asal Jawa Timur tersebut akan dimanfaatkan pelatih kepala PSIR Haryanto untuk mematangkan persiapan jelang kick off kompetisi level 2 PSSI, sepekan kemudian di partai kandang melawan Persepar Palangkaraya. Pemain yang diplot sebagai inti tim kinerjanya di lapangan akan dinilai dan dievaluasi.
Lanjut Charis, karena masih membuka lowongan, tidak menutup kemungkinan beberapa pemain asing yang melamar akan diterjunkan secara bergiliran. Apabila talenta mereka dinilai bagus oleh tim pelatih dan direkomendasikan untuk direkrut, maka segera dilakukan nego nilai kontrak.
Ditambahkan, PSIR Rembang baru saja merekrut kiper Nanang asal Persiku dan tengah menyeleksi delapan pemain asing. Lima orang dari negara Afrika sedangkan tiga orang lainnya dari Amerika latin, berposisi penyerang, tengah dan belakang.
Terpisah Direktur Marketing Wahyu Adi Hermawan menyebutkan, pada ujicoba PSIR melawan Madiun Putra FC, panpel pertandingan mematok tiket Rp 15 ribu untuk tribun, sementara rata-rata dibanderol Rp 10 ribu. Harga yang cukup terjangkau oleh seluruh elemen masyarakat Rembang.
Ditambahkan, mengingat tim PSIR saat berlaga di kompetisi nanti tidak lagi didanai APBD maka jajaran direksi dan manajemen PT BPAP berharap agar warga berkenan memberikan dukungan baik moril dan materiil. Mensuport tiap kali PSIR menjalani pertandingan kandang di Stadion Krida. 

Sumber : cbfmrembang

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa