Jumat, 09 Desember 2011

PSIR menang Lawan Madiun Putra FC


Rembang-Tim PSIR menang cukup telak 2-0 atas tim tamu Madiun Putra FC, pada latih tanding di Stadion Krida, Selasa sore. Pertandingan terkesan monoton dan kurang greget, karena gerimis mengguyur, sangat menguras stamina pemain sehingga strategi kedua tim kurang maksimal.
Gol pembuka kemenangan tuan rumah PSIR dicetak M Husen, dua menit setelah kick off dan pemuncak keunggulan melalui gol pemain asing asal Afrika, Cristian Lenglolo, menit 84 babak kedua. Wasit Suwardi asal Rembang, pada menit 61 memberikan kartu merah untuk kiper Madiun Putra FC, Susanto. Namun karena sifat pertandingan merupakan ujicoba maka diambil kebijakan hanya mengganti penjaga gawang lain dan pertandingan kembali dimainkan.
Usai pertandingan pelatih kepala PSIR Haryanto menyampaikan, dipasangnya dua pemain asal Afrika, Cristian Lenglolo dan Daoda Sila pada ujicoba kali ini sekaligus untuk proses penentuan keputusan apakah mereka lolos seleksi. Melihat penampilan kedua pemain cukup luar biasa bahkan Cristian Lenglolo mampu mencetak gol ke gawang Madiun Putra FC, maka jajaran pelatih merekomendasikan untuk direkrut. Tentunya bergantung pada nego harga kontrak.
Ditambahkan, jajaran pelatih sudah mengantongi nama-nama pemain yang diplot sebagai starter dan sisa waktu jelang kick off akan dimanfaatkan untuk latihan games.
Terpisah, Manajer PSIR, Siswanto menyampaikan, kepelatihan Haryanto pasca posisinya menggantikan Amaya, pemain akan dibiasakan menerapkan pola 5-3-2, 3-5-2, 2-4-3 dan 4-4-2, menyesuaikan dengan kondisi pemain yang ada. Jajaran pelatih tentu harus memiliki strategi, pola dan skema alternatif yakni dengan mengoptimalkan pemain di saat beberapa pilar skuad inti mengalami cidera.
Laskar Dampo Awang PSIR Rembang sedianya menjamu Persepar Palangkaraya di kandang pada Selasa 13 Desember, diundur oleh PSSI, Sabtu 17 Desember.


Sumber : cbfmrembang

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa