Kamis, 29 September 2011

Roda Petualang Di Waduk Panohan

Hari ini rasa penasaran saya terobati, Selama ini hanya dengar dari mulut ke mulut tentang Waduk panohan ini. Minggu pagi saya bergegas bersepeda menuju Lokasi waduk Panohan yang Kira-kira berjarak 20 km dari rumah saya, Jika pulang-pergi bisa mencapai 40 km saya bersepeda. Semangat pagi ini memberi motivasi bersepeda sendirian. Semula saya belum tahu jalur menuju lokasi ini, sampai bertanya ke beberapa orang penduduk setempat yang lebih tahu. Indahnya alam pedesaan dan kicauan burung-burung liar mengiri saya untuk terus menggenjot pedal sepeda, akses jalan menuju lokasi pun sudah beraspal Hot Mix. Setengah perjalanan saya mampir ke warung untuk sekedar membeli sebotol minum untuk bekal melanjukan perjalan. Sambil bertanya kepada pemilik warung arah jalan menuju lokasi Waduk Panohan saya minum air kemasan tersebut. Dan sesampainya di pintu masuk lokasi, saya dikejutkan dengan pemandangan yang masih perawan ini, sungguh luar biasa. Ternyata Kabupaten dimana saya tinggal memiliki keindahan dan kekayaan alam hayati yang sungguh diluar dugaan saya. 

Informasi

Dalam rangka memenuhi kebutuhan air irigasi untuk daerah persawahan di sekitar kecamatan Gunem dan Panohan serta serta untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk di sekitar daerah tersebut, maka pemerintah daerah Kabupaten Rembang memandang perlu untuk membangun Bendungan Panohan.

Desa Panohan sekarang mempunyai wahana wisata baru berupa waduk ukuran sedang yang pembangunannya dibiayai dari dana APBN. Maksud utama dari dibangunnya waduk ini yaitu untuk sarana irigasi yang mengairi desa-desa di sekitarnya. Dengan hadirnya waduk ini diharapkan selain meningkatkan sistem pertanian desa juga mampu memperkenalkan resort PANOHAN ke daerah luar.
Sebenarnya masih perlu pembenahan-pembenahan lagi agar dapat menjadi sarana obyek wisata yang mampu bersaing dengan daerah lain. Ada beberapa sarana pendukung yang belum ada seperti taman di sekitar waduk, perahu wisata air dan kantin. Apabila semuanya itu bisa dilengkapi maka waduk PANOHAN ini tidak akan kalah dengan obyek-obyek wisata daerah lain. Namun demikian saat ini waduk PANOHAN sudah cukup banyak dikunjungi wisatawan lokal yang ingin menikmati wisata alam yang murah meriah. Untuk masuk lokasi hanya dipungut biaya masuk per jenis kendaraan (bukan per orang). Untuk sepeda motor Rp. 1.000,- sedangkan mobil cukup membayar Rp. 2.000,- saja. Dananya dikelola oleh karang taruna yang kemudian disetor ke kas desa. Kawasan waduk menjadi lebih ramai ketika sore hari, kebanyakan yang datang adalah anak-anak muda.
Apabila kita naik sedikit dari lokasi waduk maka akan kita jumpai gua Lamping (Lamping Cave). Apabila kita turun kebawah menyusuri aliran sungai maka kita akan jumpai danau alam (kedung) bernama kedung Guling atau biasa disingkat dung Guling yang tak kalah menariknya. 

Informasi Infrastruktur

Propinsi
:
Jawa Tengah 
Sektor
:
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 
Tahun Mulai
:
 
Tahun Selesai
:
 
Tipe
:
Urugan Batu Inti Kedap Air 
Tinggi Diatas Dasar Sungai
:
17 m
Tinggi Diatas Galian
:
 
Panjang Puncak
:
150 m
Lebar Puncak
:
7 m
Volume Tubuh Bendungan
:
 
Biaya
:
Rp. 22.310.000.000,00 
Konsultan
:
 
Kontraktor
:
 
Manfaat
:
 
Lokasi
:
Desa Panohan Kec. Gunem Rembang 

Berikut ini adalah hasil foto-foto hasil survey saya ke Waduk Panohan ini :

Foto : Pitu Masuk menuju waduk Panohan

Foto : Papan informasi Proyek Lanjutan Pembangunan

Foto : Jembatan Pertama masuk waduk 

Foto : Pintu pembuangan air





Foto : Tulisan Informasi Nama waduk



Foto : Debit air surut di musim kemarau panjang



Foto : berkurangnya debit air di musim kemarau

Foto : Papan Informasi peringatan bahaya Waduk









Foto : Rumah Dinas Penjaga waduk

Betapa indah waduk yang baru selesai pemnagunannya ini, menurut saya ini adalah potensi besar untuk Kabupaten Rembang. Selain fungsi waduk untuk pengairan, irigasi, atau untuk menyuplai PDAM Rembang, waduk ini berpotensi untuk wisata alam jika dilihat dari letak geografisnya. Pemandangan alam yang masih perawan menjadi pusat daya tarik wisata alam. Semoga untuk ke depannya Pemda setempat mampu mengeksplor Sumber Daya Alam ini untuk menambah pendapatan daerah setempat. Dan tentu membutuhkan Anggaran yang besar juga untuk mengelolanya. 

Jumat, 16 September 2011

R.A. Kartini


Raden Adjeng Kartini (born in Jepara, Central Java, 21 April 1879 – died in Rembang, Central Java, 17 September 1904 at age 25 years) or actually more accurately called Raden Ayu Kartini  was a prominent Javanese and Indonesian National Hero . Kartini is known as a pioneer of the rise of indigenous women.

Biography :

Raden Adjeng Kartini is one of the Javanese aristocratic or noble class, the daughter of Raden Mas Sosroningrat Duke Ario, the regent of Jepara. She is the daughter of first wife, but not the main wife. His mother named M.A. Ngasirah, daughter of Haji Siti Aminah Nyai and Kyai Haji Madirono, a religion teacher at Telukawur, Jepara. From his father’s side, the genealogy can be traced to Hamengkubuwana Kartini VI.
Kartini’s father at the beginning was a Wedana in Mayong. Colonial Rule requires a regent at that time married to a nobleman. Because M.A. Ngasirah not the high nobility [2], then her father married again with Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), a direct descendant of King of Madura. After the marriage, Kartini’s father was appointed the regent of Jepara, replacing the biological father of RA Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini was the son of the 5th of 11 siblings and stepfather. Of all siblings, Kartini was the eldest daughter. His grandfather, Prince Ario Tjondronegoro IV, was appointed regent at the age of 25 years. Kartini’s older brother, Sosrokartono, is an intelligent person in the field of language. Until the age of 12 years, Kartini allowed to attend school in the ELS (Europese Lagere School). Here, among others, Kartini learn the Dutch language. But after 12 years of age, he should stay at home because it could be secluded.
Because Kartini could speak Dutch, then at home he began to study himself and writing letters to friends correspondence originating from the Netherlands. One is Rosa Abendanon a lot of support them. From books, newspapers, and magazines of Europe, Kartini interested in the advancement of women think European. Arise desire to promote indigenous women, because he saw that indigenous women are at a low social status.



Kartini read a lot of Semarang newspaper De Locomotief who nurtured Pieter Brooshooft, he also received leestrommel (package bookstore magazine circulated to the subscription). Among them there are magazines of culture and science are quite heavy, there is also a Dutch women’s magazine De Hollandsche Lelie. Kartini was then several times to send his writings and published in De Hollandsche Lelie. From his letters seem Kartini read everything with great attention, while taking notes. Sometimes called Kartini one essay or quote a few sentences. His attention was not solely about women’s emancipation, but also a general social problem. Kartini saw women struggle to gain freedom, autonomy and legal equality as part of a broader movement. Among the booksare read Kartini before the age of 20,there is the title of Max Havelaar and Love Letters by Multatuli ,who in November 1901 was read two times . Then De Stille Kraacht (Power of Invisibility) by Louis Coperus. Then the work of high quality Van Eeden, Augusta de Witt’s work is mediocre, roman-feminist work of Mrs. Goekoop de-Jong Van Beek and an anti-war novel written by Berta von Suttner, Die Waffen Nieder (Put Weapons). Everything is in Dutch.

By her parents, Kartini was married to the regents ordered Apex, Send last Duke Ario Singgih Djojo Adhiningrat, who had had three wives. Kartini was married on November 12, 1903. Her husband understood Kartini Kartini and desires are given the freedom to establish schools and supported women in the east gate of Apex district office complex, or in a building that is now used as a Boy Scout Building.


The first and last child at the same time, R.M. Soesalit, born on September 13, 1904. A few days later, September 17, 1904, Kartini died at the age of 25 years. Kartini was buried in Bulu Village, Kecamatan Bulu, Rembang.
Thanks to his perseverance Kartini, then established School for Women by Kartini Foundation in Semarang in 1912, and later in Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon and other areas. The school name is “School Kartini”. Kartini Foundation was founded by the Van Deventer, a figure the Ethical Policy.

Selasa, 13 September 2011

Roda Petualang Di Embung Banyu Kuwung

Embung Banyukuwung berada di sungai Batok, Objek wisata ini terletak di Desa Sudo, Kecamatan Sulang, sekitar 7,5 Km dari pusat kota Rembang ke selatan. Dengan latar belakang alam desa, sawah dan ladang pertanian, membuat objek yang sedang dikunjungi oleh banyak wisatawan terutama pada hari libur, bersantai dengan seluruh keluarga dan melakukan memancing di 'embung'. Embung Banyukuwung merupakan salah satu waduk buatan berfungsi sebagai sumber air dari masyarakat sekitar, yang kadang-kadang dipergunakan untuk mengairi sawah, dan bahkan oleh masyarakat sekitar air tersebut dipergunakan sebagai air minum apabila musim kemarau telah tiba.

Embung Banyukuwung dibangun untuk menyediakan air baku 20 liter/detik untuk melayani kebutuhan 10.000 jiwa penduduk di Kabupaten Rembang, terutama Kecamatan Kaliori; dan untuk menyediakan suplesi irigasi sekitar 775 ha melalui bendung Pentil.
 Karena mempunyai panorama dan suasana yang indah maka obyek ini sangat cocok untuk wisata seperti wisata tirta, wisata agro, wisata berburu dan olah raga air. 




















Saya tertarik untuk mengunjungi embung ini, lebih dari 8 tahun lalu saya pernah kesini dengan kondisi yang berbeda. Banyak kemajuan yang terlihat, panorama yang indah pagi ini memberikan kepuasan tersendiri setelah bersepeda lebih dari 7,5 km dari rumah saya di Kelurahan Magersari - Rembang. Pemandangan yang masih perawan, banyak juga berbagai spesies burung yang terbang kesana kemari dengan kicauan merdunya. sayangnya air di embung ini agak berkurang karena kemarau panjang akhir-akhir ini. Di dekat embung ada bumi Perkemahan Karangsari Park, yang dahulu pernah dijadikan tempat Jambore Pramuka Tingkat Se-Jawa Tengah. Namun belum begitu banyak orang yang mengetahui keindahan alam tersebut, dan sayang jika PEMDA Rembang belum memanfaatkan Sumber Daya Alam tersebut. Saya harapkan Embung Banyu Kuwung ini di kelola menjadi aset di sektor Pariwisata juga yang dapat memberikan pendapatan Daerah Kabupaten Rembang. Namun saya puas hari ini saya bisa bersepeda, wisata, sekaligus fotografi. Bersepeda selain mendapatkan manfaat dari kesehatan untuk tubuh juga bermanfaat untuk melepas penat yang bisa menimbulkan stres dari aktifitas sehari-hari.

Kamis, 08 September 2011

Bagan All Mountain


Banyaknaya variasi medan yang harus dilakoni – tanjakan yang panjang, juga turunan yang curam, sudah seharusnya sepeda jenis All Mountain (AM) memiliki setting tersendiri. Yang tentu berbeda dengan jenis lainnya. Salah satu yang paling menyolok adalah travel-nya. Bertinggi rata-rata 120 sampai 150 mm alias lebih pendek sedikit dari DH, travel AM kebanayakan adjustable. Berikut adalah bagan komplet sebuah sepeda AM.

1.    Stem
Biasanya berukuran pendek. Tak sepantasnya DH tapi cukup pendek dalam rangka membantu kendali dan respon pengendara ketika melahap tanjakan maupun turunan. Ukurannya berkisar antara 60-80 mm.

2.    Rem
Setting tuas rem/brakelever biasanya sejajar dengan posisi rider ketika duduk. Tak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Jika sebaliknya maka posisi tangan akan membentuk sudut dan mengurangi respon handling.

3.    Trough Axle
Fork AM biasanya sudah menggunakan sistem penguncian trough axle yang memberikan efek kestabilan.

4.    Setting Suspensi
Setting-an ideal berada pada kisaran 25-30% travel sag/tekanan. Kehilangan tekanan suspensi belakang akan mengurangi performa ketika posisi mendaki.

5.    Sadel
Tak terlalu mundur ke belakang. Pasalnya jika terlalu mundur akan mengakibatkan berat badan terlalu tertumpu ke belakang sepeda. Hal ini akan merepotkan ketika menghadapi tanjakan.

6.    Ban
Besar ban antara 2.10 samapai 2.40 inchi. Ban ban dengan ukuran ini adalah pilihan terbaik untuk perjalanan cepat di trek AM.

7.    Pedal
Pedal jenis klip lebih disarankan guna mendapatkan efisiensi pedaling kala sedang mendaki.

8.    Rotor / Disk
Diameter rotor 180 mm untuk depan dan 160 mm untuk belakang adalah setting-an paling ideal.

Tips Mencuci Sepeda


Kedengarannya sepele. Tapi salah sedikit saja. Bisa memicu karat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatika dalam mencuci sepeda.

Ø  Jangan mencuci dengan menggunakan air bertekan tinggi. Seperti yang digunakan untuk mencuci mobil karena tekanan tinggi itu bisa masuk ke dalam bearing sepeda dan menyebabkan pelumas yang ada didalamnya hilang.

Ø  Anda dapat menggunakan degreaser sperti WD 40 untuk membersihkan rantai yang telah karatan atau rantai dengan kotoran yang susah untuk dibersihkan atau setelah membilas rantai dengan air. Degreaser seperti ini juga cocok untuk menghilangkan bekas-bekas air.


Ø  Jangan pernah menggunakan Degreaser untuk membersihkan hub, freehub atau bottom bracket karena dapat menghilangkan pelumas yang ada. Setelah menggunakan degreaser jangan lupa untuk memberikan grease pada rantai. Dan sebaiknya menggunakan selang yang disertakan dalam paket pembelian.

Ø  Jangan menggunakan minyak tanah untuk membersihkan rantai bila rantai masih terpasang di sepeda. Anda baru dapat menggunakan minyak tanah bila rantai sudah lepas sama sekali dari sepeda. Minyak tanah tidak baik untuk bahan-bahan karet yang menempel di sepeda anda, membuatnya jadi mengeras dan kehilangan fungsinya.

Tips “Bungkus” Sepeda


Bila ingin traveling, sering kita bingung ketika ingin membawa sepeda. Memang perlu penanganan khusus ketika ingin membawa sepeda ke dalam transportasi umum, seperti keretapi, kapal laut, bahkan pesawat udara. Tapi teknik packing dan loading di bawah ini memang sudah harus dikuasai bagi para pemburu trek skala nasional, maupun internasional.

1.    Pergunakan tas khusus sepeda 0baik hardcase atau softcase.

2.    Siapkan juga kertas kardus bekas, lakban atau selotip besar, dan cable ties.

3.    Lepas rangkaian wheelset dari sepeda, biasanya ada tas khusus untuk melindungi wheelset dari gesekan, pastikan ban dalam keadaan kempis bila sepeda masuk ke dalam bagasi pesawat.

4.    Bungkus bagian penting (frame, fork, crank) sepeda dengan kardus.

5.    Lepas bagian sepeda dari rangkaian (Handlebar, seatpost dan sadle, pedal). Atur di dalam tas, dan ikat menggunakan cable ties.

6.    Untuk softcase akan lebih baik dilapisi kardus sepeda fullbike agar lebih terlindungi.

Tips Bersepeda


1.         Pelajari rute teraman, persinggahan, tempat parkir, lokasi mandi, dll.

2.         Periksa kondisi sepeda, tekanan angin ban, rantai, baut-baut, dll.

3.         Bawalah peralatan dan perlengkapan standar seperti pompa kecil, ban dalam, kunci-kunci, gembok sepeda, air minum, P3K, dll.

4.         Kenakan helm, lampu depan dan belakang, masker, sarung tangan, dll.

5.         Kenakan pakaian yang sesuai seperti kaos, bandana, kacamata, sepatu olah raga/sepeda, dan siapkan jas hujan.

6.         Siapkan baju ganti dan peralatan mandi.

7.         Siapkan mental dan fisik, sarapan secukupnya, dan istirahat yang cukup.

8.         Hindarkan jalanan macet, jangan menyalip disaat lalu lintas padat.

9.         Patuhi rambu-rambu lalu lintas.

10.     Berdoa sebelum dan sesudah sampai tujuan.

Rabu, 07 September 2011

Sejarah Harley Davidson

Tahun 1903, Arthur Davidson dan saudaranya Walter bersama tetangganya William Harley membuat motor Harley-Davidson yang pertama. Setahun kemudian mereka mulai memproduksi sepedamotor untuk di jual. Tahun 1909 Harley-Davidson mengenalkan mesin V-Twin yang pertama, yang memiliki dua silinder dengan konfigurasi seperti huruf “V”. Mesin tersebut memiliki suara yang besar, bergemuruh dan terkesan jantan, tak lama mesin tersebut menjadi mesin Amerika klasik.


Foto : Arthur Davidson dan William Harley


Arthur Davidson

William Harley

Selama tahun 1914, bentuk dasar dari sepedamotor modern mulai terbentuk. Bentuk tersebut meliputi peletakan mesin di antara roda depan dan belakang dan sebuah rantai untuk mentransger tenaga dari mesin ke roda belakang.

Selama PD I (1914-1918), sepeda motor terbukti sebagai sarana transportasi yang tangguh bagi militer Amerika dan Eropa, mampu mengurangi beban jalan raya dan mampu membawa alat komunikasi jauh lebih ke depan garis pertempuran. Sesudah perang, penggunaan sepeda motor menyebar luas ke Eropa dan Amerika.

Sampai tahun 1950-an, kebanyakan sepedamotor di Amerika utara di produksi oleh Harley-Davidson atau oleh perusahaan Inggris seperti Birmingham Small Arms Company (BSA), Norton, dan Triumph.

Periode 1960 dan 1970, perusahaan Jepang seperti Honda, Kawasaki, Suzuki, dan Yamaha, mulai memperkenalkan sepedamotor dengan pengembangan pada mesin dan suspensi dan mereka mampu bersaing dengan produsen motor yang sudak lebih dulu ada. Kelak, sepedamotor dengan mesin 4 langkah 750 sampai 1200 cc yang bertenaga besar produksi mereka akan mendominasi pasar sepedamotor jalan raya, sementara mesin 2 langkah yang ber-cc 250 sampai 500 akan menguasaipasar sepedamotor off-road.

Coba Bandingkan dengan Harley davidson yang sekarang



Perbedaannya jelas sangat jauh, tapi walupun begitu, Harley Davidson masih memperlihatkan ciri khas motor tersebut.






Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa