Kamis, 06 Februari 2020

Setelah kau katakan bahwa dunia kini hanya tinggal airmata. Dan sunyi masih terus menjadi barang mewah dalam etalase. Sedang darah masih saja mengalir hingga menjadi sungai dalam tubuhmu. Maka telah kulukis wajah kesabaran pada kanvas masa depan, hingga luka menjelma anakanak lapar yang memburu pasar dengan sebilah pisau ditangan kanan. 


kembali kulumat duka yang menghiasi wajahmu dengan gairah  rindu yang garang. Agar bisa kureguk kembali cinta dari  bening sungai kasih dalam matamu. 

Kamis, 19 Januari 2012


Rembang-Skuad PSIR Rembang jumat sore besok saat menjamu Persik Kediri dalam partai kandang, di Stadion Krida dihinggapi problem lantaran absennya Heru Wibowo karena menjalani hukuman kartu merah, ketika melawan PSIS pada pertandingan sebelumnya.
Manajer PSIR Siswanto menyampaikan, langkah ini perlu disikapi secara cermat oleh tim pelatih, sebab Heru wibowo selama ini memperkuat barisan belakang skuad PSIR. Untuk itu lanjut Siswanto, manajemen berpesan kepada tim pelatih supaya memperkut barisan belakang PSIR, agar tidak menjadi bulan-bulanan penyerang tim lawan. Bila perlu harus mempersiapkan strategi pertahanan gerendel sembari menerapkan serangan balik cepat untuk mengacaukan konsentrasi tim lawan.
Ditambahkan, apapun kondisi dan keadaan skuad PSIR, manajemen sudah menetapkan meraih angka penuh dalam semua partai kandang. Sehingga Haryanto selaku ketua pelatih harus tepat memilih strategi dan pola yang akan dimainkan agar anak asuhnya menang atas Persik Kediri.
Sementara itu Haryanto pelatih kepala PSIR menyebutkan, akan menugaskan Agung menggantikan Heru saat bertemu Persik Kediri, besok sore. Pemain tersebut memiliki kemampuan setimpal untuk menempati posisi yang ditinggalkan sementara oleh Heru yang menjalani hukuman larangan bermain.
Haryanto menyebutkan, selain persiapan fisik dan strategi, tim pelatih juga membangkitkan semangat pemain supaya melupakan kekalahan dalam pertandingan sebelumnya, baik saat melawan Persipasi Bekasi dan PSIS Semarang. Pemain harus konsentrasi penuh untuk pertandingan besok sore saat menjamu Persik Kediri, demi mencapai target meraih angka penuh seperti yang ditargetkan manajemen tim. 
Sumber : cbfmrembang

Senin, 16 Januari 2012

PSIS Bungkam PSIR di Jatidiri


SEMARANG - PSIS sukses meraih poin penuh pada lagaderby Jateng Divisi Utama Liga Prima Indonesia (LPI) di Stadion Jatidiri Semarang (14/1). Anak-anak Edy Paryono berhasil menumbangkan PSIR Rembang tiga gol tanpa balas.
Kemenangan ini sekaligus mengantarkan tim kebanggaan Kota Semarang untuk kembali memipin klasemen sementara. Dony Siregar cs mengemas pion enam, dengan dua kali kemangan serta satu kali seri. Di bawahnya menguntit PSS (Sleman) dengan poin lima.
Bermain di bawah guyuran hujan, sejak menit pertama PSIS bermain dengan pola menyerang.
Duet striker Engkus Kuswara dan Victor Barque beberapa kali merepotkan pertahanan tim Dampo Awang yang dikomandani Deny Tarkas. Pemain PSIS asal Korea, Han Ji Ho membuka pundi-pundi gol timnya. Dia sukses menceploskan bola, memanfaatkan kemelut di depan gawang Nanda Pradana.
10 menit berselang, striker muda Engkus Kuswara menambah keunggulan PSIS. Dengan sigap dia berhasil mencetak gol setelah kiper PSIR tak sempurna menghalau tendangan keras Steven Anderson dari luar kotak penalti. Skor 2-0 bertahan hingga akhir babak pertama.
Memasuki babak kedua, PSIR sebenarnya bisa keluar dari tekanan. Aksi gelandang serang Cristian Leng Lolo kerap mengancam gawang I Komang Putra. Hanya saja, lemahnya finishing touch anak asuh Hariyanto membuat banyak peluang mudah dihalau pemain belakang PSIS.
Keasyikan menyerang, PSIR malah kecolongan di menit 55. Tusukan Stven Anderson dari sisi kanan harus dihentikan dengan takling keras pemain belakang Rembang. Bola mati yang diambil Iswandi Dai, dikonversi menjadi gol oleh Khusnul Yakin. Sundulan terarahnya menerobos ke pojok kiri gawang dan tak bisa dijangkau kiper PSIR.
Sayangnya, laga seru tersebut diwarnai insiden keluarnya dua kartu merah dari saku wasit. Victor Borgues dan bek PSIR Heru Wibowo harus keluar dari lapangan akibat baku hantam di menit 68.  Dalam jumpa pers usia laga, Pelatih PSIR Hariyanto mengakui keunggulan tuan rumah. "Selamat bagi PSIS. Meraka lebih evektif dalam melakukan serangan," ucapnya singkat.
Sementara Edy Paryono mengaku puas dengan poin penuh yang diperoleh di kandang. Kemenangan ini, katanya, akan menjadi modal melakoni laga selanjutnya. "Tapi lapangan yang becek memang sempat mengganggu permainan kami. Tentang insiden kartu merah, saya malah tak melihat secara langsung proses pelanggarannya. Jadi belum bisa memberikan komentar," tandasnya

Sumber : suaramerdeka

Rabu, 11 Januari 2012

Hadapi PSIR, PSIS Berpeluang Diperkuat Steven Anderson


Bola.net - Gelandang PSIS Steven Anderson berpeluang dimainkan saat timnya menjamu PSIR Rembang pada laga lanjutan Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama PSSI di Stadion Jatidiri Semarang, Sabtu (14/1).

"Memang kondisinya terutama fisik sudah pulih, sudah ada perkembangan baik. Tetapi soal diturunkan atau tidak, kami menunggu kondisi terakhir sebelum pertandingan," kata Pelatih PSIS Edy Paryono.

Steven tidak dimainkan saat tim Mahesa Jenar memainkan pertandingan tandang melawan PSS Sleman, Jumat (06/1), karena fisiknya kurang mendukung akibat libur yang cukup lama.

Steven sendiri mengaku saat ini kondisinya siap tampil menghadapi PSIR Rembang mendatang. "Saya siap tampil all out pada pertandingan mendatang," katanya.

Menurut dia, sebagai pemain dirinya siap dimainkan dan kondisi sekarang ini juga sudah bagus, apalagi melawan PSIR sedikit banyak dirinya sudah tahu karakter bermain mereka.

Sementara itu menjelang lawan PSIR Rembang, pemain muda PSIS Azmi Aswibu pada latihan ini tampak mengalami cedera lutut, padahal sebelumnya pada dua laga terakhir pemain ini selalu menjadi pemain penting di lini belakang PSIS.

"Saya pikir cideranya tidak terlalu parah, hanya tadi sedikit merasa tidak enak dengan lututnya makanya yang bersangkutan langsung berhenti latihan," katanya.

Saat ini Donny Siregar dan kawan-kawan sudah mengumpulkan nilai empat dari dua pertandingan yang dijalaninya.

Pada pertandingan perdana, PSIS menang atas Persik Kediri dengan skor 3-0 kemudian pada laga kedua hanya bermain imbang melawan tuan rumah PSS Sleman 0-0. 

Sumber : BolaNet

Persipasi Sikat PSIR Rembang 2-0

Bekasi – Langkah Persipasi dalam kompetisi Divisi Utama 2011-2012 mulai berjalan mulus. Setelah sebelumnya ditekuk PSS Sleman 2-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 17 Desember 2011 lalu, kini Persipasi berhasil membalas dengan kemenangan di kandangnya sendiri. Dalam pertandingan di Stadion Tambun, Bekasi, Persipasi berhasil menghajar tamunya, PSIR Rembang dengan skor telak 2-0. Dua gol yang dicetak Persipasi Bekasi diciptakan oleh Stpehen Nagbe Mennoh di menit 45 dan Mansyur di menit 78.

Pertandingan Persikasi vs PSIR Rembang sempat ditunda sekitar 15 menit sebelum babak pertama dimulai. Pasalnya, hujan lebat yang mengguyur sekitar stadion membuat lapangan becek dan tergenang. Akhirnya, Wasit Apriadi memutuskan pertandingan dimulai setelah hujan reda.

“Kami merasa bersyukur bisa menang di kandang sendiri,” ungkap Manajer Persipasi Odik Sodikin. Apalagi, ini merupakan laga kandang perdana tuan rumah. Sekitar 2.300 pendukung Persipasi datang ke stadion untuk memberikan dukungannya secara langsung. Menurutnya, timnya bermain sportif selama pertandingan. Hal yang sama juga dipertunjukkan oleh tim tamu. Dengan raihan poin 3 ini, timnya bisa mendapatkan modal untuk laga selanjutnya. 

Jumat, 06 Januari 2012

Ombak


"Ombak" adalah judul lagu yang dibuat Iwan Fals bersama Kantata Barock. Lagu ini dinyanyikan pada saat launching/perkenalan nama kelompok musik Kantata Barock pada tanggal 10 Juli 2011 di kediaman Setiawan Djody. Kantata Barock adalah nama pilihan kelompok musik yang awal berdirinya memakai nama Kantata Takwa, kemudian berubah menjadi Kantata Samsara lalu berganti jadi Kantata Revolvere. 

Lagu Ombak dibuat Iwan Fals terinspirasi dari rencana Willy (alm WS Rendra) yang pernah punya rencana membuat Kantata Samudra, namun tidak terlaksana sebab mas Willy meninggalkan kita semua. 

Kantata Barock sendiri digawangi oleh personil inti yaitu Setiawan Djody, Iwan Fals dan Sawung Jabo. Yockie Suryoprayogo tidak ikut dan WS Rendra telah meninggal dunia. (sb)
Ombak
Kantata Barock (2011)

Kemarin kita bicara
Ada ombak yang mengajak bercinta
Namun kau terlanjur pergi
Tapi tetaplah jejak kata kata itu

Aku kagum menyaksikannya
Terasa begitu luas dan dalam
Anginkah yang membuatmu bergelora
Samudraku nyanyian bersama

*Masih jelas masih terkenang kenang
Umurmu ribuan abad membayang
Dan gemuruhpun menyemangati aku
Engkaulah daya hidup ini

Riwayatkan ini pada anak cucu
Ada ombak yang memanggil manggil
Karang tenang tetap tak bergeming
Ulurkan tanganmu ayo kita berenang

*Lihatlah samudra membentang
Sejauh mata memandang
Jutaan orang yang meradang
Nyanyian samudra menerjang

Dengarkanlah senda gurau mereka
Ketika pulang pulang atau mau berangkat berlayar
Dengarkanlah doa penuh harapan
Dari mereka yang lapar dan tetap sabar

*Bergerak wahai saudaraku
Yang keasyikan menikmati waktu
Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil

*Masih jelas masih terkenang kenang
Umurmu ribuan abad membayang
Dan gemuruhpun menyemangati aku
Engkaulah daya hidup ini

*Lihatlah samudra membentang
Sejauh mata memandang
Jutaan orang yang meradang
Nyanyian samudra menerjang

*Bergeraklah wahai saudaraku
Yang keasyikan menikmati waktu
Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil

Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil

Biografi Iwan Fals


Aku lahir tanggal 3 September 1961. Kata ibuku, ketika aku berumur bulanan, setiap kali mendengar suara adzan maghrib aku selalu menangis. Aku nggak tau kenapa sampai sekarang pun aku masih gambang menangis. Biar begini-begini, aku orangnya lembut dan gampang tersentuh. Sebagai contoh, menyaksikan berita di televisi yang memberitakan ada orang sukses lalu medapatkan penghargaan atas prestasinya, aku pun bisa menangis. Melihat seorang ibu yang menunjukkan cinta kasihnya pada anaknya, juga bisa membuat aku tersentuh dan lalu menangis.

Bicara perjalanan karir musikku, dimulai ketika aku aktif ngamen di Bandung. Aku mulai ngamen ketika berumur 13 tahun. Waktu itu aku masih SMP. Aku belajar main gitar dari teman-teman nongkrongku. Kalau mereka main gitar aku suka memperhatikan. Tapi mau nanya malu. Suatu hari aku nekat memainkan gitar itu. Tapi malah senarnya putus. Aku dimarahi.

Sejak saat itu, gitar seperti terekam kuat dalam ingatanku. Kejadian itu begitu membekas dalam ingatanku.

Dulu aku pernah sekolah di Jeddah, Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan. Kebetulan di sana ada saudara orang tuaku yang nggak punya anak. Karena tinggal di negeri orang, aku merasakan sangat membutuhkan hiburan. Hiburan satu-satunya bagiku adalah gitar yang kubawa dari Indonesia. Saat itu ada dua lagu yang selalu aku mainkan, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya.

Waktu pulang dari Jeddah pas musim Haji. Kalau di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, aku cuma menenteng gitar kesayanganku. Dalam perjalanan dalam pesawat dari Jeddah ke Indonesia, pengetahuan gitarku bertambah. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, membuat seorang pramugari heran. Pramugari itu lalu menghampiriku dan meminjam gitarku. Tapi begitu baru akan memainkan, pramugari itu heran. Soalnya suara gitarku fals. "Kok kayak gini steman-nya?" tanyanya. Waktu itu, meski sudah bisa sedikit-sedikit aku memang belum bisa nyetem gitar. Setelah membetulkan gitarku, pramugari itu lalu mengajariku memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan.



Waktu sekolah di SMP 5 Bandung aku juga punya pengalaman menarik dengan gitar. Suatu ketika, seorang guruku menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi karena ada anak perempuan yang jago memainkan gitar, aku menawarkan diri. "Gengsi dong," pikirku waktu itu. Maka jadilah aku pemain gitar di vokal grup sekolahku.

Kegandrunganku pada gitar terus berlanjut. Saat itu teman-teman mainku juga suka memainkan gitar. Biasanya mereka memainkan lagu-lagu Rolling Stones. Melihat teman-temanku jago main gitar, aku jadi iri sendiri. Aku ingin main gitar seperti mereka. Daripada nggak diterima di pergaulan, sementara aku nggak bisa memainkan lagu-lagu Rolling Stones, aku nekat memainkan laguku sendiri. Biar jelek-jelek, yang penting lagu ciptaanku sendiri, pikirku.

Untuk menarik perhatian teman-temanku, aku membuat lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temanku pada ketawa mendengarkan laguku.

Setelah merasa bisa bikin lagu, apalagi bisa bikin orang tertawa, timbul keinginan untuk mencari pendengar lebih banyak. Kalau ada hajatan, kawinan, atau sunatan, aku datang untuk menyanyi. Dulu manajernya Engkos, yang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, dia selalu tahu kalau ada orang yang punya hajatan.

Di SMP aku sudah merasakan betapa pengaruh musik begitu kuat. Mungkin karena aku nggak punya uang, nggak dikasih kendaraan dari orang tua untuk jalan-jalan, akhirnya perhatianku lebih banyak tercurah pada gitar. Sekolahku mulai nggak benar. Sering bolos, lalu pindah sekolah.

Aku merasakan gitar bisa menjawab kesepianku. Apalagi ketika sudah merasa bisa bikin lagu, dapat duit dari ngamen, mulailah aku sombong. Tetapi sesungguhnya semuanya itu kulakukan untuk mencari teman, agar diterima dalam pergaulan.

Suatu ketika ada orang datang ke Bandung dari Jakarta. Waktu itu aku baru sadar kalau ternyata lagu yang kuciptakan sudah terkenal di Jakarta. Maksudku sudah banyak anak muda yang memainkan laguku itu. Malah katanya ada yang mengakui lagu ciptaanku.

Sebelum orang Jakarta yang punya kenalan produser itu datang ke Bandung, aku sebetulnya sudah pernah rekaman di Radio 8 EH. Aku bikin lagu lalu diputar di radio itu. Tapi radio itu kemudian dibredel.

Setelah kedatangan orang Jakarta itu, atas anjuran teman-temanku, aku pergi ke Jakarta. Waktu itu aku masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Sebelum ke Jakarta aku menjual sepeda motorku untuk membuat master. Aku tidak sendirian. Aku bersama teman-teman dari Bandung: Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul.



Kami lalu rekaman. Ternyata kasetnya tidak laku. Ya, sudah, aku ngamen lagi, kadang-kadang ikut festival. Setelah dapat juara di festival musik country , aku ikut festival lagu humor. Kebetulan dapat nomor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum) lagu-lagu humorku lalu direkam, diproduseri Handoko. Nama perusahaannya ABC Records. Aku rekaman ramai-ramai, sama Pepeng (kini pembawa acara kuis Jari-jari, jadi MC, dll), Krisna, dan Nana Krip. Tapi rekaman ini pun tak begitu sukses. Tetap minoritas. Hanya dikonsumsi kalangan tertentu saja, seperti anak-anak muda.

Akhirnya aku rekaman di Musica Studio. Sebelum ke Musica, aku sudah rekaman sekitar 4 sampai 5 album. Setelah rekaman di Musica itu, musikku mulai digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani Willy Soemantri.

(diambil dari iwanfals.co.id)



IWAN FALS
Nama asli: Virgiawan Listanto
Nama populer: Iwan Fals
Nama panggilan: Tanto
Tempat tgl. lahir: Jakarta, 3 September 1961
Alamat sekarang: Jl. Desa Leuwinanggung No. 19 Cimanggis,
Bogor Jawa Barat - Indonesia
Pendidikan:
SMP 5 Bandung,
SMAK BPK Bandung,
STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP),
Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

Orang tua: Lies (ibu), alm. Sutopo (ayah)
Isteri: Rosanna (Mbak Yos)

Anak:
Galang Rambu Anarki (almarhum)
Anissa Cikal Rambu Basae
Rayya Rambu Robbani

Hobi: sepakbola, karate
Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa