Rabu, 23 November 2011

PT BPAP Gelar Turnamen MNC-Bupati Cup


Rembang-Menghadapi kompetisi level 2 yang akan segera bergulir, PSIR dalam waktu dekat ini akanmengadakan perandingan ujicoba turnamen sepak bola MNC Cup di Stadion Krida Rembang.
Direktur Administrasi PT BPAP Charis Kurniawan menjelaskan, turnamen MNC-Bupati Cup merupakan turnamen yang mengambil nama perusahan selaku salah satu sponsor utama kompetisi PSSI, pemegang hak siar pertandingan live. Diikuti tuan rumah PSIR Rembang, Persiku Kudus, Persis Solo dan Persipasi Bekasi.
Lanjut Charis, peserta merupakan tim yang berlaga pada kompetisi level 2 PSSI, sehingga event turnamen MNC-Bupati Cup sekaligus menjadi ajang mengenal dan mengetahui karakter kekuatan calon lawan. Pertandingan digelar sistem setengah kompetisi, semua lawan akan bertemu untuk menentukan siapa yang terbaik dan layak meraih gelar juara.
Charis menambahkan, PSIR sendiri sampai saat ini masih membuka lowongan pemain tambahan untuk posisi sitker, libero dan stoper. Baik agen pemain maupun calon pelamar dipersilakan datang langsung ke Rembang, untuk diseleksi oleh tim pelatih.
Terpisah Direktur Marketing PT BPAP, Wahyu Adi Hermawan menyampaikan, meski turnamen bertajuk MNC-Bupati Cup namun tak menutup kemungkinan sponsor lain untuk berpartisipasi.
Ditambahkan, turnamen digelar tiga hari, kick off sekaligus penyisihan hari pertama Sabtu 26 November, kedua Minggu 27 November dan partai puncak pada hari Selasa 29 November. Panitia menetapkan tiketing berbeda antara babak penyisihan dan final yaitu untuk babak penyisihan harga karcis rata-rata Rp 5 ribu dan tribun Rp 15 ribu, sedangkan di babak final, rata-rata Rp 10 ribu dan tribun Rp 15 ribu., harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga Stadion Krida diprediksi padat penonton selama MNC-Bupati Cup berlangsung.
Sumber : cbfmrembang

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa