Jumat, 12 Agustus 2011

Penentuan Ukuran Frame Sepeda MTB

Dimana sebenarnya pengaruh memakai sepeda dengan ukuran yang pas ?

Jawabnya sebetulnya sederhana, pengaruhnya persis seperti memakai sepatu dengan ukuran yang pas, dipakainya nyaman, tidak bikin lecet karena kekecilan atau tidak bikin keserimpet karena kedodoran, intinya selain aman buat yang memakainya juga akan lebih PD untuk melakukan sesuatu.

Nah kalo hubungannya dengan sepeda jelas lebih banyak lagi anggota badan yang merasakan pengaruhnya, (leher, pinggang, persendian-persendian) dan yang terpenting seberapa nyaman atau mampu kita bermanuver dalam kondisi lintasan apapun dengan sepeda baik untuk balapan maupun rekreasi.

Jadi jelas untuk yang serius olahraga bersepeda atau sering bersepeda jarak jauh terutama yang mengunakan sepeda gunung jenis full suspensi, disini size, geometri dan setingan yang pas menjadi sangat membantu sekali, apalagi ditambah dengan pemakaian sadel, stang, grip, yang ergonomik.

Untuk sepeda jalan raya lebih mudah menetukan patokannya ketimbang untuk sepeda gunung, pembuat sepeda jalan raya cukup hanya berkonsentrasi diukuran seat tubenya saja, sedang ukuran yang lain2 sudah setandard (top tube, down tube, seat stay, dll).

Sedangkan untuk menentukan patokan ukuran untuk jenis sepeda gunung lebih rumit, karena banyaknya jenis2 geometri frame yang dibutuhkan ada hard tail (memakai suspensi depan dengan travel yang berbeda) dan frame full suspensi dengan panjang travel suspensi belakang yang berbeda juga (xc, am, dj, dh, dll), yang artinya seat tube idealnya pun jadi berbeda juga tergantung model framenya tadi.

Dibawah ini beberapa penjelasan istilah setelah data dihitung oleh 
"Fit Calcurator".
1. Standover height
Dengan kasus-kasus seperti diatas, maka sebagai bencmark terbaiknya adalah dngan memasukan standover clearence, ini adalah jarak dari paling atasnya top tube (di posisi tengah2 antara seat tube dan head tube) dengan tanah. apa bila frame yang digunakan tinggi standovernya kependekan buat seseorang begitu pula head tubenya jadi pendek, ini membuat posisi handle barnya jadi rendah yang mengakibat kan stres pada leher dan pinggang.


Jika frame dengan standovernya ketinggian, maka sepeda akan kurang lincah bila bermanuver di lintasan singgle trak dan akan terasa lebih kaku untuk manuver-manuver menghidari rintangan, tetapi jika tinggi standovernya pas maka akan terasa lebih balance, lincah dan nyaman dibawa bermanuver serta meliuk-liuk sepanjang lintasan. 

Karena frame sepeda full suspension umumnya mempunya jarak bb ke tanah lebih tinggi dan membutuhkan penyetelan bagi sag nya, maka ketinggian standovernya umumnya lebih besar dibandingkan untuk sepeda hardtail, maka diperlukan 2 ukuran standover, satu untuk sepeda HT dan satu untuk sepeda FS. 

2. Virtual top tube range
Ini sebetulnya bukan ukuran sebenernya top tube itu sendiri, lebih kepada standar pembuatan sepeda mtb untuk menentukan ukuran dengan cara membuat garis paralel dengan tanah secara imajinari, sepanjang top tube dari mulai tengah2 seat tube ke tengah2 head tube.

Ini juga dikenal sebagai "efektif top tube", tidak ada satupun geometri sebuah frame yang enak dan nyaman dampaknya selain pengaruh dari top tube ini, jadi apabila ingin lebih fokus pada satu ukuran jadilkanlah patokan ukuran ini.

3. Stem lenght
Ukuran ini menujukan ukuran panjang stem yang ideal., disamping itu juga menentukan jenis sudut stem apakah mendongak atau datar.

4. BB - Saddle position
Ini adalah ukuran sepanjang seat tube, mulai dari pusat as bb hingga puncak dari sadel. Ini patokan pertama untuk tinggi sadel, yang nantinya akan di sesuaikan lagi dengan penggunaan cleat dan panjang pedal, atau tebalnya sadel, umumnya berkisar 2 cm

5. Saddle-Handlebar
Ukuran ini berkaitan antar pemilihan panjang stem dan maju atau mundurnya posisi sadel, diukur dari hidung sadel hingga sisi terpendek handle bar (tengah-tengah), dengan selalu berada dalam patokan ini maka dalam posisi ideal berat tubuh tidak akan terlalu berat kebelakang atau terlalu kedepan. 

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa