Kamis, 06 Februari 2020

Setelah kau katakan bahwa dunia kini hanya tinggal airmata. Dan sunyi masih terus menjadi barang mewah dalam etalase. Sedang darah masih saja mengalir hingga menjadi sungai dalam tubuhmu. Maka telah kulukis wajah kesabaran pada kanvas masa depan, hingga luka menjelma anakanak lapar yang memburu pasar dengan sebilah pisau ditangan kanan. 


kembali kulumat duka yang menghiasi wajahmu dengan gairah  rindu yang garang. Agar bisa kureguk kembali cinta dari  bening sungai kasih dalam matamu. 

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa