Jumat, 08 April 2011

Pariwisata Kabupaten Rembang

Taman Rekreasi Pantai Kartini

Taman Rekreasi Pantai Kartini
Taman Rekreasi Pantai Kartini berada di kawasan kota pada jalur jalan raya Semarang-Surabaya, yg merupakan tempat menarik dengan latar belakang pemandangan laut. Pantai Kartni ini dilengkapi fasilitas al; kolam renang ,taman bermain anak, mandi bola, bebek air, perahu wisata, mobil2an anak, juga    dilengkapi mushola, wartel, MCK,Cindera mata.
Pada bln Syawal tepat 5 hari seletah hari raya idul Fitri diadakan upacara syawalan/kupatan yg dikunjungi ribuan pengunjung dari berbagai daerah.Dgn kegiatan al; Lomban (wisata Laut),wisata belanja, dan berbagai pertunjukan musik/hiburan rakyat, seperti dangdut dll. Terdapat pula dilokasi TRP Kartini ini Jangkar Dang Puhawang berukuran panjang 4,22 m, lebar 2,80 m, lingkar badan 60 cm, milik pelaut Cina     yang terlibat perselisihan dengan Sunan Bonang. Jangkar tsb ditempatkan di pnggir pantai Kartini. Selain itu juga di depan pintu masuk TRP Kartini terdapat Bangunan baru yg berarsitektur Eropa yg dulu bekas Gereja Tua dan sekarang direnovasi menjadi Taman baca dan sebagai TIC ( Tourism Information Center ) . Dibuka : setiap hari jam 07.00 –
16.00 WIB.

Masjid Agung

Mesjid Agung
Mesjid Agung ini berada di sebelah barat alon-alon kota Rembang.  Termasuk bangunan cagar budaya, dibangun tahun 1814 M oleh Adipati Condrodiningrat. Masjid ini telah mengalami 6 kali pemugaran, tetapi bangunan induk masih dijaga keasliannya. Di belakang masjid ini terdapat makam para Adipati Rembang diantaranya makam Adipati Sidolaut (Tahun 1886).
Di kawasan ini sangat cocok untuk transit (Ishoma), karena berada di pusat kota. Sebagaimana prototipe mesjid kuno di indonesia, kawasan mesjid juga selalu menjadi kompleks pemakaman. Dibelakang mesjid ( sebelah barat) terdapat bangunan cungkup dgn model arsitektur eropa yg cukup megah. Bangunan cungkup ini berbentuk segi delapan yg berpusat pd lima buah makam yg ada didalamnya. Komplek makam ini terkenal dgn sebutan makam Pangeran Sedo Laut.

Makam RA. Kartini
Makam RA. Kartini
Makam RA Kartini, terletak di desa Bulu 17,5 Km ke arah selatan dari kota Rembang jurusan Blora. Kartini wafat pd tanggal 17 september 1904 dalam usia 25th, dimakamkan di pemakaman keluarga Bupati Rembang, RMAA Djojodiningrat Luas seluruhnya makam ini +10Ha.

Di pemakaman ini juga terdapat makam suami Kartini, RMAA Djojodiningrat dan putera satu2nya RM Susalit. Diareal ini dibangun tempat pesanggrahan sebagai tempat peristirahatan belia beserta permaisurinya RA Kartini. Makam RA.Kartini.dilengkapi fasilitas areal parkir yg luas, mushola, bumi perkemahan, tempat peristirahatan, dan warung cindera mata, dan setiap bln April dikunjungi ribuan pengunjung dari berbagai daerah untuk berziarah. Dibuka : setiap hari jam 07.00 – 16.00 WIB.  

Museum RA. Kartini

Museum Kartini
Museum Kartini merupakan salah satu Tokoh nasional kebanggaan masyarakat Rembang, oleh bangsa indinesia ia diakui sebagai Pahlawan emansipasi wanita. Musium RA Kartini berada di lingkungan Rumah Dinas Bupati Rembang, yg merupakan bangunan asli yg dulu ditempati RA Kartini  beserta suaminya Djojo Adiningrat Bupati Rembang (1889 – 1912).

 Museum RA Kartini menempati salah satu kamar pribadi yang dulu ditempati RA Kartini untuk melakukan segala aktivitas, menulis buah pikiran dan ide-ide beliau; juga digunakan tempat melahirkan putra satu-satunya sampai beliau wafat. Dimusium ini terdapat beberapa peniggalan yg dulu dipergunakan RA Kartini seperti; Bak mandi, bothekan tempat jamu, kotak jahitan, meja makan, meja merawat bayi, lukisan RA Kartini, sepasang rono penyekat dari kayu berukir hadiah dari ayahanda RA Kartini, naskah tulisan tangan Kartini dan lainya. Obyek wisata ini dibuka setiap hari mulai jam 07.00 – 16.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa