Jumat, 08 April 2011

Kondisi Geografis Kota Rembang


Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), terletak pada garis koordinat 111000' - 111030' Bujur Timur dan 6030' - 706' Lintang Selatan. Laut Jawa terletak disebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Adapun batas- batasnya antara lain:
• Sebelah Utara : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur
• Sebelah Selatan : Kabupaten Blora
• Sebelah Barat : Kabupaten Pati
Secara administratif Kabupaten Rembang memiliki 14 kecamatan, 287 desa, 7 kelurahan serta memiliki luas wilayah meliputi 101.408 ha. Nama dan luas wilayah untuk masing-masing kecamatan adalah seperti terlihat pada tabel berikut.
No. Nama KecamatanLuas Wilayah (ha) 
1. Sumber7.673 
2. Bulu10.240
3.Gunem8.020
4.Sale10.712
5.Sarang9.133
6.Sedan7.946
7.Pamotan8.156
8.Sulang 8.525
9.Kaliori 6.150
10.Rembang 5.881
11.Pancur 4.864
12. Kragan 6.166
13.Sluke 3.759
14.Lasem 4.504
Jumlah101.747
Sumber: Rembang dalam Angka, 2004

a. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang (46,39%) berada pada ketinggian 25-100 meter dari permukaan air laut. Sebesar 30,42 % berada pada ketinggian 100-500 meter dan sisanya berada pada ketinggian 0-25 m dan 500-1000 m.
Dengan kondisi topografi datar sampai dengan pegunungan dan berbukit-bukit. Kelerangan yang terdapat di Kabupaten Rembang terdiri dari kelerengan 0-2 % seluas 45.205 Ha (46,58%), kelerengan 2-15% seluas 33.233 Ha (43,18%), kelerengan 15-40 % seluas 13.980 Ha (14,38 %), dan sisanya 4,86% merupakan kelerengan >40%.
b. Jenis tanah
Secara umum dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah pertanian yang cukup berpotensi, kecuali di daerah pegunungan di sebelah timur yang termasuk pegunungan tandus. Jenis tanah yang ada ermasuk jenis tanah aluvial meliputi sekitar 10% dari wilayah kabupaten, jenis tanah regosol meliputi area seluas 5%, jenis tanah andosol meliputi area seluas 8%, tanah grumosol sebesar 32%, dan tanah mediteran merah kuning seluas 5 % dari seluruh wilayah kabupaten.
c. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Rembang merupakan dataran rendah di bagian Utara Pulau Jawa, maka wilayah tersebut memiliki jenis iklim tropis dengan suhu maksimum 33 º C dan suhu rata-rata 23 º C. Dengan bulan basah 4 sampai 5 bulan, sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan sedang sampai kering. Terdapat hujan selama 1 tahun yang tidak menentu, sehingga implikasinya sering terjadi kekeringan di wilayah Kabupaten Rembang.
Berdasarkan hal tersebut, maka upaya-upaya untuk melakukan konservasi sumber daya air dan pengembangan embung-embung kecil untuk menahan air hujan sangat diperlukan. Upaya ini diharapkan dapat menjaga kesinambungan sumber daya air terutama pada musim kemarau baik untuk kebutuhan pengairan sawah maupun untuk kebutuhan lainnya.
d. Hidrologi
Kabupaten Rembang memiliki curah hujan yang rendah dan memiliki sumber air berupa air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan berupa sungai, bendungan dan air laut. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten embang antara lain Sungai Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan Sungai Patiyan. Di Kabupaten Rembang terdapat 21 bendungan dan 25 daerah irigasi, tetapi tidak sepanjang tahun dialiri air.
Wilayah pantai meliputi sepanjang 7 km.
Jumlah sumur sebagai sumber air bersih penduduk ialah sebagai berikut :
Tabel Jumlah Sumur di Kabupaten Rembang Tahun 2003
No. KecamatanJumlah Sumur 
1.Sumber341
2.Bulu191
3.Gunem261
4.Sale1.125
5.Sarang648
6.Sedan149
7.Pamotan907
8.Sulang577
9.Kaliori790
10.Rembang3.987
11.Pancur299
12.Kragan1.290
13.Sale283
14.Lasem919
Sumber: Rembang Dalam Angka, 2003

e. Kondisi Geologi
Kabupaten Rembang yang berbatasan dengan laut Jawa bagian Utara dan pegunungan bagian timur, yang mana memiliki beberapa macam kondisi geologi.
Dari beberapa macam kondisi geologi tersebut, mempunyai kandungan mineral yang kaya akan unsur-unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Kandungan yang terbesar adalah jenis Alluvium yang meliputi luas 45.470.783 ha atau 44,84 % dari luas wilayah Kabupaten Rembang, kemudian potensi lain adalah miosen fasies sedimen yaitu seluas 32.125.000 ha atau 31,68 %. Sedangkan bahan galian golongan C yang ada berupa: andesit (Sedan, Pancur, Kragan, Sluke, dan Lasem), pasir kuarsa (Bulu, Gunem, Sale, Sarang, Sedan, dan Sluke), kapur (Sumber,
Bulu, Gunem, Sale, Sarang, dan Sedan), trass (Pancur, Kragan, dan Sluke), phospat (Gunem, Sale, dan Pamotan), ball clay (Bulu, Gunem, Sarang, dan Sedan), batu bara (Gunem dan Sale), serta gibsum (Gunem, Sarang, Sedan, dan Lasem).

f. Bahan Tambang
Jenis bahan galian golongan C yang ada di Kabupaten Rembang meliputi:
Tabel Potensi Bahan Galian Golongan C
Jenis Bahan Galian Gol. Terdapat di Kecamatan 
AndesitCSedan,Pancur,Kragan,Sluke dan Lasem
Pasir KuarsaCBulu,Gunem,Sale,Sarang,Sedan dan Sluke
KapurCSumber,Bulu,Gunem,Sale,Sarang dan Sedan
TrassCPancur,Kragan dan Sluke
PhospatCGunem,Sale dan Pamotan
Ball clayCBulu,Gunem,Sarang dan Sedan
GipsumCGunem,Sarang,Sedan dan Lasem
Tanah LiatCSluke,Sedan,Kragan,Lasem,Bulu,Sale dan Sarang
Batu BaraAGunem dan Sale
Sumber: Distamben dan LH Kabupaten Rembang, 2005

g. Kawasan Potensi Rawan Bencana
Kawasan yang diidentifikasikan sebagai kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering dan berpotensi mengalami bencana alam. Kawasan rawan
bencana di Kabupaten Rembang adalah (RTRW Kabupaten Rembang 2005-2014):
  1. Kawasan rawan bencana tanah longsor
    Lokasi : Kecamatan Sedan, Sluke, Sarang, Pancur, Gunem, Sale, Bulu, Pamotan dan Kragan.
  2. Kawasan rawan bencana abrasi
    Lokasi : Sluke, Kragan dan Sarang.
  3. Kawasan rawan bencana kekeringan
    Lokasi : di sepanjang jalur pantura.
  4. Kawasan rawan intrusi air laut
    Lokasi: Kecamatan Kaliori, Rembang, Lasem, Skuke, Kragan dan Sarang.
  5. Kawasan rawan banjir
    Lokasi: Kecamatan Kaliori, Pamotan, Gunem.

h. Pemanfaatan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Rembang yang paling dominan adalah untuk fungsi budidaya baik itu untuk kegiatan permukiman, pertanian maupun tegalan. Sedangkan untuk fungsi lindung mencakup luas wilayah sebesar 2,84% dari luas keseluruhan Kabupaten Rembang.
Tabel Penggunaan Tanah di Kabupaten Rembang Tahun 2004
No. Jenis Penggunaan Luas (ha) Persentase 
IKawasan Lindung 
1.Hutan2.497,72,305
2.Bukan Hutan11.412,64 10,534
IIKawasan Pemukiman8.3827,737
IIIKawasan Industri500,046
IVKawasan Kumuh Perkotaan 7680,709
VLahan Produktif85.13378,577
VILahan Kritis1000,092
Jumlah108.343,43100
Sumber : Profil Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2005
Sedangkan kawasan rawan bencana di Kabupaten Rembang meliputi kawasan rawan bencana banjir, kawasan rawan bencana tanah longsor dan rawan bencana angin topan. Persebaran lokasi rawan bencana secara umum merata di seluruh wilayah Kabupaten Rembang. Berdasarkan pada data dari Kantor Sosial Kabupaten Rembang kejadian bencana alam tertinggi terjadi pada tahun 1997,1999 dan 2003 masing-masing sebanyak 37 kasus, 23 kasus dan 22 kasus. Lokasi yang paling sering terjadi bencana adalah Kecamatan Pamotan, Kaliori dan Rembang.

i. Pertanahan
Jumlah tanah yang bersertifikat di Kabupaten Rembang sebanyak 94.477 tanah, dengan perincian sebagai berikut:
- Hak Milik sebanyak 87.796
- Hak Guna Bangunan sebanyak 3.925
- Hak Pakai sebanyak 2.756
Sedangkan jumlah tanah yang belum bersertifikat mencapai 343.646 tanah, dengan rincian:
- Tanah wakaf sebanyak 521
- Tanah Girik 343.125

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa