Tiada akhir
Jati diri berkelana
Membayangi jejak-jejak langkah
Di punggung fajar yang tertapak
Di sisa gerimis senja yang murung
Kau tetap seonggok bara
Dalam lipatan mata serupa api
Mendidihkan secawan magma
Dan semburat nadi adalah lava-lava pembunuh
Lalu dengan sebilah mata pisaumu
Semua yang kasat adalah dahaga
Rembulan terduduk letih
Melipat raga dalam penyerahan abdi
Ketika kelam melasma di dinding malam
Jangan kau tanya lagi
Tentang embun yang mengkristal di ujung pipi
Kelak...
Akan ku seduh secangkir kopi pahit
Di pagi awalmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar