ANTARA - Ketua Umum PSIR Rembang Mochammad Salim menawarkan pengelolaan tim itu kepada pihak ketiga menyusul larangan Pemerintah menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) setempat untuk pendanaan klub sepak bola.
"Kami memang menawarkan pengelolaan PSIR untuk dikelola swasta karena PSIR memang memiliki peluang dan daya tarik untuk dikelola pihak ketiga, antara lain PSIR kini masih berada di level Divisi Utama," kata Mochammad Salim di Rembang, Jawa Tengah, Senin.
Ia juga mengungkapkan sejauh ini sudah ada sejumlah pihak yang mendekatinya untuk mengelola PSIR.
"Hanya, sejauh ini belum ada pembicaraan yang lebih serius," kata ia yang juga Bupati Rembang.
Salim menyatakan ia juga masih menunggu masukan dari para pecinta sepak bola di kabupaten itu untuk menentukan nasib PSIR ke depan.
"Sebab, sesuai dengan format baru kompetisi dari Pengurus baru PSSI, klub akan dibagi menjadi profesional dan amatir. Sementara, PSIR belum menentukan memilih menjadi profesional atau amatir," katanya.
Menurut hasil lokakarya PSSI dengan perwakilan sejumlah klub, termasuk PSIR, induk olahraga sepak bola tertinggi di Tanah Air tersebut antara lain menyaratkan setoran deposito sebesar Rp2-5 miliar untuk bisa tampil di kasta profesional.
Selain itu, syarat yang diadopsi PSSI untuk menentukan klub profesional adalah klub harus mempunyai payung hukum (berbadan hukum), punya kemampuan finansial yang bisa menjamin kelangsungan klub, infrastruktur yang memadai, personal dan "sporting" (pembinaan pemain muda, perangkat pertandingan dan lain sebagainya).
"Untuk badan hukum, kami segera akan membuat sebuah perseroan terbatas PSIR. Sebenarnya untuk urusan ini, akan segera selesai jika para pecinta bola segera bersepakat untuk menyerahkan pengelolaan PSIR kepada pihak ketiga," katanya.
Namun, jika belum ada kesepakatan pengelolaan PSIR oleh pihak ketiga, kata Salim, pihaknya akan mengupayakan berbagai macam solusi untuk menyiapkan deposit setidaknya Rp2 miliar, meski itu tidak mudah.
"Jelasnya, sumber itu tidak mungkin dari APBD karena deposito partisipasi ini harus lunas, tidak boleh diutang. Apalagi, Pemerintah secara tegas melarangnya. PSIR ke depan 'zero' APBD," katanya.
Ia menambahkan, paling cepat akhir Agustus 2011, pihaknya sudah akan memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.
"Itupun jika para pecinta bola memang ingin PSIR tampil di liga profesional. Kalau sebatas liga amatir, tidak menjadi soal," katanya.
(Pujianto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar