Andik Vermansyah, bocah kelahiran Jember 20 tahun
silam ini. Merupakan sosok seorang pemain yg sederhana. Perjalanan panjang
karirnya, dimulai dari andik yang merupakan penjual es mamboo di sekitar gelora
10 september hingga menjadi seorang superstar seperti saat ini melihatkan bahwa
dia merupakan contoh pemuda yang sederhana. Semangat pantang menyerah juga tertanam pada anak pasangan saman dan jumiah ini.
Perpindahan kedua orang tuanya dari jember ke surabaya menjadi awal cerita
andik meretas mimpinya sebagai pemain sepakbola profesional. Saat dia masih
balita, ibunya yang bekerja di salah satu konfeksi di surabaya. Andik kecil
turut pula di bawanya bekerja. Mungkin dari sinilah, etos kerja dan semangat
pantang menyerah bocah yang mengidolakan Cristiano Ronaldo ini terbentuk.
Pemuda lulusan SMA sejahtera ini, tidak pernah menyusahkan kedua orang tuanya. Dia
sudah bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Termasuk membeli sepatu
sepakbola. Ibu andik, jumiah bercerita "andik bisa membeli sepatu itu dari
hasil jualan esnya mas". Jumiah juga menuturkan kalau andik membeli sepatu
tersebut di pasar gembong (pasar barang bekas). Sepatu Andik sendiri harganya
cuma 45 ribu pada waktu itu. Andik mulai mengenal sepakbola dari kakak
laki-lakinya yang kedua, andik berlatih bersama. Salah satu metode yang di
ajarkan kakaknya kepada andik itu sama halnya seperti orang yang memberikan
pelatihan kepada anjing peliharaannya. Bola di tendang jauh oleh kakaknya dan
kemudian andik berlari mengejar bola tersebut. "Tidak masalah, yang
penting saya bisa berlari kencang". Tutur andik. Selain itu andik juga
mempunyai tips sendiri untuk berlatih. Salah satunya berlari tiap pagi mulai
dari rumahnya hingga daerah WTC (pusat penjualan Handphone) Surbaya. Rutenya
melalui jembatan layang gubeng. "Sengaja mas, saya ingin lari di tempat
yang ada tanjakannya". Kilah pemain timnas U-23 ini. Tips ini di
perolehnya dari salah satu pemain legenda brazil, Roberto Carlos. Namun,
roberto carlos dalam latihannya bukan jalanan menanjak melainkan naik turun
tangga. Andik juga pernah bercerita pernah beradu lari dengan mobil taksi.
"Setelah itu rasanya pengen muntah-muntah mas". Imbuhnya sambil
tertawa kecil. Postur yang bukan ukuran standart seorang pemain tak membuatnya
lantas menyerah begitu saja. Andik menyadari akan hal itu. Berkat usahanya yang
pantang menyerah itulah, pada akhirnya mengantarkannya bisa memperkuat klub
idolanya sejak kecil, Persebaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
PSIR Rembang
(26)
Kabupaten Rembang
(22)
Sepak Bola
(18)
Gowes
(11)
Pariwisata
(11)
Tips-tips
(11)
Sajak Puisi
(9)
Kuliner Rembang
(7)
Motor
(7)
Petualangan
(5)
Rohani
(4)
SMKN 1 Rembang
(3)
Iwan Fals
(2)
Kopi
(2)
Privasi
(2)
Seks
(2)
UNNES
(2)
Blogger
(1)
Komunitas Unik
(1)
Ragam
(1)
Aku
Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih
melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat
melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat
di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat
kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah
dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*
By : Aseng Jayadipa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar