Puisi tentang gejolak persahabatan yang berubah menjadi sebuah nuansa yang berbeda, karena kedekatan yang membuat mereka akhirnya mencoba mendeskripsikan perasaan mereka yang mereka fikir tidak harus terjadi dalam sebuah persahabatan. Semoga puisi bermanfaat.
Jauhku bergumul dengan awan pekat
hitam.... tak jelas akan rembulan yang mengintip
ingin menyimak kejadian bumi
langkahku gontai semakin melunglai
Fikirku dalam angan tak jelas
mencoba menterjemahkan kejadian tadi
kala kau menjamuku dengan mesra
diluar kebiasaan kita sebagai sahabat
Adakah aturan main yang lain disana?
bumbu manis apa yang ingin kau perlihatkan?
dari semua sentuhanmu tadi....
rasa cintakah atau sekedar nafsu belaka?
Aku memarahi kebodohanku sendiri
terlarut dalam kenikmatan yang kumaki saat ini....
Kami sahabat... pantaskah itu?
Terlalu....
Tapi ada gerak yang ingin meminta lagi
sentuhanmu membuat tubuhku menangih...
mungkin kau memperlakukanku begitu istimewa
diantara kelembutan dan perasaanmu yang tak pernah kau akui...
Apakah masih ada persahabatan disana?
kala kita memperlakukan semuanya dengan cara lain
cara yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat
dan bibirku kini hanya bisa terdiam...
Bila saja aku tak menangis saat itu
mungkin kita sudah lebih jauh
Bila saja tak ada rangkaian kata maaf darimu
mungkin kita sudah tidak dibumi lagi
berpijak pada keyakinan yang kita tinggalkan sesaat
berdansa dengan para iblis yang tertawa...
Aku menyayangimu sahabat...
seperti dulu...
Aku juga menyukaimu sahabat...
seperti dulu...
Dan aku tak ingin ini berakhir tanpa sebuah kata
akan kemana persahabatan ini dibawa
ketika kau diam bersama pertanyaanku
dan pengakuan tulusku....
Bahwa aku juga mencintaimu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar