Rabu, 23 November 2011

PSIR Pulangkan Jorge Amaya Jika tak bisa berprestasi maksimal

Menghadapi musim kompetisi yang semakin dekat PSIR Rembang masih terus berbenah. Direktur Media PT. Bina Putra Allam Persada HM Daenuri , menyatakan PSIR Rembang masih akan merekrut empat pemain tambahan untuk melengkapi skuad Tim PSIR Rembang.
“PSIR masih membutuhkan sekitar 4 orang pemain tambahan untuk mengisi lini yang masih kurang, yaitu 1 striker, 1 gelandang dan 2 pemain belakang. bagi yang berminat bisa mengirimkan curriculum vitae melalui surat elektronik maxi.psir2011@yahoo.com; atau by fax ke : (0295) 692206,” ujar Daenuri.
Menurut Daenuri, PT BPAP selaku pengelola tim PSIR telah mengikat kontrak terhadap 19 orang pemain sejak bulan Oktober lalu.
Guna melihat kesiapan tim menurut rencana PSIR akan menyelenggarakan turnamen MNC Cup yang akan diselenggarakan di Rembang dengan 4 tim peserta, yaitu PSIR, Persiku Kudus, PSIS Semarang dan Persikabo Kab. Bogor. “rencananya akan diselenggarakan pada tgl. 26-30 November 2011 di stadion Krida Rembang,” ungkap Daenuri.
Daenuri mengungkapkan selain sebagai ajang persiapan tim, turnamen ini merupakan referensi evaluasi akhir terhadap tim PSIR yang akan berlaga di kompetisi liga divisi utama PSSI karena manajemen PSIR berencana untuk memulangkan pelatih Jorge Amaya, jika format final tim Utama PSIR tidak dapat berprestasi maksimal dalam ajang turnamen tersebut.
“Buat apa kita bayar mahal pelatih asing jika hasilnya tidak lebih baik dari pelatih lokal,” tegas Daenuri.

Sementara itu Daenuri mengatakan untuk susunan tim manager teknik PSIR, sesuai dengan format liga Indonesia divisi utama PSSI telah terbentuk yaitu : Corporate Secretary/Sekretaris klub : M Charis Kurniawan, S.IP,  Manager tim Utama : H. Siswanto, S.H, Pelatih Kepala : Jorge Amaya Villalobos / Haryanto, SE (Alternatif), Asisten Pelatih 1 : Haryanto, SE dan Asisten Pelatih 2 : Bambang "Max" handoyo.

Sumber : RembangKab

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa