Jumat, 28 Oktober 2011

Roda Petualang Di Tinjomoyo-Semarang

Berawal dari Facebook saya berkenalan dengan pak Ary Djatikusuma di Grup Indonesian Goweser Community (IGC), Beliau yang tinggal di Balikpapan ingin gowes menyusuri Daerah seputar Semarang. Di wall Indonesian Goweser Community (IGC) beliau menulis dan share tentang track Kalibening-Semarang dan menawarkan 1 rekan yang ingin menggowes bersama beliau, saya mencoba menawarkan diri bergabung bersama beliau. Dan kami pun saling Contact untuk rencana Gowes tanggal 22-23 Oktober 2011. Pada tanggal 16 Oktober beliau sudah tiba di Semarang, Minggu sore beliau mengajak untuk sekedar gowes perkenalan meninau Track Tinjomoyo. Saya yang bertempat tinggal di Sampangan-Semarang bergegas menuju start di Gombel untuk menemui Pak Ary, 3 orang sudah berkumpul Saya, Pak Ary, dan Mas Faozi. Perjalanan kami mulai dari Gang Gotong Royong menuju Kampung Tinjomoyo. sebelumnya kami belum pernah menjelajahi track ini, hanya dengan bantuan GPS milik pak Ary kami menemukan jalan-jalan off road. Jalan kecil pejalan kaki dan bersemak-semak kami terabas, bahkan banyak bebatuan yang menyulitkan kami menggenjot pedal.











Sambil melihat GPS untuk panduan arah jalan, kami membelah semak-semak yang memang sepertinya belum pernah terjamah kendaraan yang melewati jalan ini. Jalan yang nanjak ditambah bebatuan terjal menyulitkan kami untuk mencapai track, sesekali kami berhenti untuk menuntun sepeda jika memang tidak memungkinkan untuk di gowes.









Sedikit demi sedikit track kami jelajahi, kami menemukan Track yang lumayan bagus, Track ini adalah Track Motor Trail terlihat dari bekas tanah jejak ban sepeda motor trail. Sesekali kami berpapasan dengan para Penjelajah Motor Trail, Jalan yang cukup sulit bagi kami. Ternyata masih banyak bebatuan di track ini, sembari beristirahat karna berpapasan dengan pengendara Trail, kami melihat ada buah pepaya yang sudah menguning di kebun. Tak menunggu lama kami pun mengambilnya untuk sekedar menambah tenaga.








Sambil melanjutkan perjalanan ke arah kampung Banaran-Gunungpati kami berpose mengambil view pemandangan yang bagus.







Masuk Kampung Banaran dan melihat arah GPS melanjutkan perjalanan turun kebawah ke arah Jalan Raya Sekaran-Sampangan, Sampai di turunan Trangkil kami belok ke kanan masuk ke belakang perumahan. Sambil melihat GPS untuk menemukan jalan kecil off road, akhirnya kami menemukan jalan kecil yang bersemak belukar tetapi kali ini agak ringan. Jalan yang terus menurun ini kami lalui, tetapi kami juga harus waspada karena masih banyak bebatuan dan pepohonan yang menghadang lagi pula terlau curam untuk kami lewati, Selang waktu sebentar terdengar suara bunyi adzan Maghrib berkumandang perjalanan kami teruskan sedikit lagi. Sesampai di bawah kami menemukan aliran sungai, untung saja ada penduduk yang sudah menyiapkan jembatan penyeberangan sederhana terbuat dari kayu, kami pun menyeberanginya sembari berfoto untuk dokumentasi. perjalanan sore ini sungguh bermakna total perjalanan mencapai 7 Km.


















Dan berikut saya lampirkan gambaran track dari GPS www.everytrail.com : Track Tinjomoyo-Semarang

2 komentar:

Unknown mengatakan...

wew.... itu sungainya kelihatan jernih yaa.. beneran ga jernih??

hihihii..
asikk juga tuh pengalamannya mas aceng.. ^__^

Anonim mengatakan...

Merkur Slots Machines - SEGATIC PLAY - Singapore
Merkur Slot Machines. https://septcasino.com/review/merit-casino/ 5 wooricasinos.info star rating. The Merkur kadangpintar Casino game was ventureberg.com/ the first to bsjeon.net feature video slots in the entire casino,

Powered By Blogger

Aku

Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih

melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat

di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat

kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah

dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*


By : Aseng Jayadipa