Setelah kau katakan bahwa dunia kini hanya tinggal airmata. Dan sunyi masih terus menjadi barang mewah dalam etalase. Sedang darah masih saja mengalir hingga menjadi sungai dalam tubuhmu. Maka telah kulukis wajah kesabaran pada kanvas masa depan, hingga luka menjelma anakanak lapar yang memburu pasar dengan sebilah pisau ditangan kanan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
PSIR Rembang
(26)
Kabupaten Rembang
(22)
Sepak Bola
(18)
Gowes
(11)
Pariwisata
(11)
Tips-tips
(11)
Sajak Puisi
(9)
Kuliner Rembang
(7)
Motor
(7)
Petualangan
(5)
Rohani
(4)
SMKN 1 Rembang
(3)
Iwan Fals
(2)
Kopi
(2)
Privasi
(2)
Seks
(2)
UNNES
(2)
Blogger
(1)
Komunitas Unik
(1)
Ragam
(1)
Aku
Kuda binal yang menembus pasir-pasir putih
melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat
melayang menuju padang ilalang
kerasnya hidup hanyalah ujaran keadaan
pilihan hidup membuat manusia berdaulat
di jalan-jalan malam, lampu kota hanya menyeru
kemana tambatan kaki melaju
deru suara bereteriak memecah kelam
diri memang milik-Nya
tak kuasa menjemput sebelum ajal mendekat
kepada perempuan dengan senyum matahari
sang Evawani yang berjalan di kalbuku
air tangis ini hanya sebatas waris
dengan boneka manis yang tersenyum kepadamu
kala rangkaku telah ditelan tanah
dimana revolusi tidak pernah berakhir
aku mau hidup seribu tahun lagi*
By : Aseng Jayadipa